MEMAKNAI PERBEDAAN SEBAGAI KEKAYAAN

MEMAKNAI PERBEDAAN SEBAGAI KEKAYAAN

Firman Allah SWT dalam Q.S al-Hujuraat : 13, “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Wahyu Allah SWT ini memberikan berjuta inspirasi bagi kita, betapa Indonesia ini sudah sangat kaya dengan berbagai macam sumber daya alamnya, beribu suku, beragam bahasa yang bila dikelola dengan baik akan tercipta pelangi indah. Yang bisa membuat semua rakyat Indonesia merasa bahagia. Tapi sangat disayangkan kekayaan sumber daya alam yang begitu sempurna dibandingkan dengan kekayaan negara lain belum bisa dinikmati oleh semua lapisan strata sosial masyarakat Indonesia.

Orang orang kelas pinggiran belum menikmati indahnya keadilan, pendidikan dan pelayanan kesehatan. Begitu mahalnya tiga dimensi kebutuhan hidup yang baru disebutkan. Seakan masyarakat miskin hanya sebagai objek percobaan bagi para pembuat kebijakan. Sungguh indah bila mereka memahami dan menyadari betapa rakyat kecil sangat berharap kepada mereka.

Bergulirnya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasiona Mutu (BOM) untuk jenjang pendidikan dasar terasa sangat membantu, namun dalam pelaksanaannya terkadang belum tepat sasaran…Bergulirnya JAMKESMAS dan RASKIN juga sangat membantu, tetapi sekali lagi sering tidak tepat sasaran….Hal ini tentu sangat dipengaruhi para penyelenggara yang tidak memahami arti perbedaan, sehingga dalam membuat data yang membutuhkan cenderung nepotis dan sektarian.

Mari kita kuatkan rasa kebangsaan dan ke-Indonesiaan agar kita melihat dan memperlakukan semua masyarakat Indonesia sama dalam berbagai sisi kehidupan. Jangan pernah membeda-bedakan latar belakang, suku, budaya, agama dan ras. Kita semua Satu dalam kebhinnekaan…Indonesia My Love. Dengan demikian tidak akan muncul lagi keluhan orang susah nan melarat dalam bentuk puisi sebagai berikut :

Kekayaan Ibu pertiwi memang hebat…
Sudah dinikmati para konglomerat……
Upeti mereka buat politisi dan pejabat…
Yang sikapnya kian hari makin bejat…

Penjahat mendapat tempat terhormat…
Mafia pajak tidak akan dihukum berat…
Mafia hukum mempengaruhi aparat…
Koruptor didemo dan dihujat….

Bersuaralah buat rakyat….
Para dewan yang terhormat….
Rakyat tertindas negera pasti kualat…
Rakyat pun salah memilih bangsyat dan keparat..
Semoga semua cepat bertaubat…
Agar rakyat bisa sehat, sekolah dan berobat…

By. MUKTAR HELMI, Guru SMP Neg. 3 Padangsidimpuan


Komentar