JANGAN PERNAH MENCOBA JADI MUNAFIK

1. Diberi amanah berkhianat
Realita kehidupan masyarakat kontemporer saat ini memang memberi ruang untuk berkreasi, berimprovisasi dan bera-aksi. Saat kesempatan itu datang setelah sekian lama, orang yang diberi posisi, jabatan, dan ruang malah mengkhianati harapan orang banyak. Orangtua lalai akan amanah terindah yang dianugerahkan Allah SWT yakni lalai akan pendidikan anak, politisi lalai akan aspirasi rakyat, pejabat lalai dalam menyejahterakan rakyat. “lalai” secarasadar berkhianat akan amanah yang dipundaknya. Yakinlah sekali saja kita melakukan “khianat” maka akan melahirkan pengkhiatan pengkhiatan baru akan amanah berikutnya…

2. Bicara selalu dusta
Mulutmu adalah harimau kamu, pepatah ini tentu menggambarkan kepada kita akan pentingnya kehati-hatian dalam berbicara. Makin banyak omongan yang keluar dari mulut kita maka akan makin cenderung banyak kebohongannya. Kebohongan hanya akan mendatangkan petaka, maka sampaikanlah kebenaran itu walau pun pahit terasa. Yakinlah sekali saja kita “berbohong” maka secara sadar kita akan terus berusaha untuk berbohong dalam setiap aktifitas hidup yang kita lakoni. Akibatnya akan sangat bagi orang orang lain untuk mempercayai omongan kita…makanya jangan pernah mencoba…

3. Berjanji selalu ingkar
Janji yang terucap sebenarnya laksana hutang yang harus dibayar. Sehingga kalau berjanji sekalipun, usahakan janji yang terucap harus bisa terealisasi. Bila janji sengaja diingkari atau dilupakan tentu ada yang dikecewakan, lihat saja kondisi bangsa ini akibat berjuta janji para politisi dan pejabat pemangku kekuasaan. Kebodohan, kemiskinan seakan jadi menu kehidupan rakyat Indonesia. Semoga saja orang orang yang berjanji tidak berusaha “melupakan” apa yang dijanjikannya…sekali saja kita mengingkari janji yang kita ucapkan maka janji janji berikutnya pun tidak akan pernah diusahakan untuk menepatinya.

Tiga ciri diatas sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi : “Arba’unman kunna fiihi kaana munaafiqan khaalishan. Wa man kaanat fiihi khashlatun minhunna kaanat fiihi khashlatun min nifaaqin hatta yada’aHaa: Idzaa ‘tumina khaana, wa idzaa haddatsa kadzaba, wa idzaa ‘aahada ghadara,”: Ada empat perkara, siapa saja yang memilikinya, maka ia menjadi munafik dengan sempurna. Barangsiapa memiliki salah satunya, maka ia memiliki salah satu sifat kemunafikan hingga ia meninggalkannya. Yaitu apabila seseorang diberi amanat ia khianat; apabila berbicara ia dusta; apabila berjanji ia tidak menepati

Semoga saja kita tidak pernah mecoba jadi munafik dalam menjalani hidup yang makin sulit dan terhimpit. Sesungguhnya hanya orang orang yang punya prinsip yang tidak mau bersifat munafik dalam perjalanan hidupnya.

Komentar